Tugas Belajar dan Pembelajaran

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

ESAI KECIL TAJAM DAN DIMINATI

Blog ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Belajar dan Pembelajaran yang diampu oleh Bapak Prof. Dr. Parno , M.Si


Disusun oleh : Erisa Alifia Putri (200351615631)


PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


Esai Kecil “Ringkasan Materi Teori Behavioristik”


Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat dan kecenderungan perilaku S-R (Stimulus-Respon). Teori Behavioristik mementingkan faktor lingkungan, menekankan pada faktor bagian, menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif, sifatnya mekanis dan mementingkan masa lalu (Syamsul anam & Dwiyogo, 2019)

Teori behavioristik sangat menekankan kepada adanya umpan balik atau feedback dari seseorang yang bertindak sebagai siswa. Siswa harus aktif dalam kegiatan belajar dan pembelajaran. Apabila guru sebagai tenaga pendidik memberikan stimulus berupa pertanyaan, maka siswa harus berusaha untuk memberikan jawaban dan menanggapi pertanyaan yang diberikan dan inilah yang dinamakan sebagai respon. Teori ini sangat baik digunakan dalam proses pembelajaran karena memiliki banyak kelebihan. Adapun kelebihan dari teori ini adalah sebagai berikut:

  1. Memiliki sifat membentuk peserta didik yang berkepribadian baik. Hal ini dapat diartikan bahwa teori behavioristik sangat mengedepankan perilaku dari seorang peserta didik. Oleh karena itu, dengan menjalankan teori ini diharapkan peserta didik mampu merubah dirinya menjadi seseorang yang memiliki perilaku dan kepribadian yang baik.
  2. Adanya keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan atau aktivitas di sekolah. Hal ini dapat diartikan bahwa teori ini mengutamakan adanya stimulus dan respon. Misalnya jika di sekolah terdapat kegiatan yang telah disampaikan oleh pihak yang bertugas maka peserta didik hendaknya mengikuti kegiatan tersebut sebagai salah satu bentuk respon yang baik.
  3. Peserta didik dapat mencapai keunggulan diri dengan sebaik-baiknya. Hal ini dapat diartikan bahwa peserta didik dapat meraih keunggulan diri dengan sebaik-baiknya dengan cara memperhatikan guru saat menjelaskan kemudian mencoba menjawab pertanyaan sulit yang disampaikan. Dari sini dapat dikatakan siswa tersebut dapat unggul daripada teman sebayanya karena dapat menjawab pertanyaan sulit dari seorang guru tersebut, dan siswa tersebut memberikan respon yang baik terhadap stimulus yang diberikan oleh seorang guru tersebut.
  4. Dapat mengajarkan peserta didik untuk berpikir linier dan konvergen. Hal ini dapat diartikan bahwa berpikir linier adalah proses berpikir dengan mengikuti siklus yang diketahui atau tahap demi tahap meningkat dimana respon terhadap setiap tahap harus ada sebelum tahap yang lain dilakukan. Sedangkan berpikir konvergen adalah tipe berpikir yang sering disebut analitis. Analitis adalah bersifat logis dan sistematis dengan mengumpulkan dan menggunakan hanya informasi-informasi yang relevan, berdasarkan data, fakta dan kenyataan.
  5. Pendidik akan memiliki sikap lebih teliti dan peka terhadap peserta didiknya. Hal ini dapat diartikan bahwa dengan memberikan stimulus, seorang pendidik dapat mengetahui seberapa besar kemajuan atau potensi siswanya dengan melihat dan mengetahui respon yang diberikan oleh peserta didiknya.
  6. Pembelajaran dengan menggunakan teori ini dapat menjadikan peserta didik memiliki perilaku yang diinginkan. Hal ini dapat diartikan bahwa pada teori ini semua peserta didik memiliki tugas yang sama yaitu memperhatikan guru.

Di samping memiliki banyak kelebihan, teori ini juga memiliki kelemahan, antara lain sebagai berikut:

a.       Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), bersifat meanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur.

b.      Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.

c.       Siswa (tori skinner) yang diberikan hukuman baik hukuman verbal maupun fisik seperti kata – kata kasar , ejekan , jeweran yang justru berakibat buruk pada siswa.

d.      Tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan atau belajar yang tidak dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon.

e.       Tidak mampu menjelaskan alasan-alasan yang mengacaukan hubungan antara stimulus dan respon ini dan tidak dapat menjawab hal-hal yang menyebabkan terjadinya penyimpangan antara stimulus yang diberikan dengan responnya.

Penerapan teori behavioristik ini dalam pembelajaran di sekolah sudah dilakukan dengan menerapkan kurikulum berbasis penjelasan dari guru sebagai fasilitator pendidikan. Dalam hal ini implementasi teori behavioristik dalam dunia pendidikan sangat jelas dan sangat diperlukan karena kaitannya dengan perubahan tingkah laku seorang peserta didik tersebut.

Berikut link esai saya:

https://docs.google.com/document/d/172DEUluNT_ELFUEsXheepYojg83Dz6na/edit?usp=sharing&ouid=107648893477096831728&rtpof=true&sd=true


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Konstruktivistik

Variabel Kondisi Pembelajaran